Novel ini mengisahkan perjalanan hidup Tania, Dede, dan perasaan yang tumbuh di antara Tania dan Danar.
Tania menjadi siswi yang cerdas dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah di tingkat SMA di Singapura.
Saat dewasa, Tania mulai memahami perasaannya terhadap Danar yang bukan hanya sebagai malaikat dalam hidupnya.
Namun, takdir berkata lain. Danar mengumumkan bahwa ia akan menikahi seorang perempuan bernama Ratna.
Perasaan Tania terhempas dan ia harus memilih untuk merelakan perasaannya.
Novel ini memperlihatkan kekuatan emosional Tania dalam menghadapi kenyataan ini dan mengungkapkan segala teka-teki perasaan di antara mereka.
Kelebihan Novel
Novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya begitu menarik bagi pembaca.
Pertama, Tere Liye berhasil membungkus alur cerita dengan sempurna. Penggunaan sudut pandang orang pertama oleh Tania memberikan kedalaman dan keintiman pada cerita.
Alur maju-mundur yang tersusun dengan rapi menjadikan novel ini mudah dipahami dan membuat pembaca larut dalam setiap bagian cerita.
Selain itu, diksi yang digunakan Tere Liye sangat kuat dalam mendeskripsikan karakter Tania. Pembaca dapat dengan mudah merasakan emosi dan perasaan yang dialami oleh tokoh utama.
Novel ini juga mampu membangkitkan berbagai emosi pada pembaca, dari tawa hingga air mata. Setiap bagian cerita memiliki kekuatan emosional yang mampu menguras hati dan pikiran pembaca.
Pesan yang Dapat Diambil
Novel ini menghadirkan banyak pesan yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, pesan tentang keberanian dalam menghadapi tantangan.
Tania merupakan contoh nyata seorang gadis yang tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Ia berjuang untuk meraih impian dan mencapai kesuksesan meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan.
Pesan kedua adalah tentang penerimaan. Tania belajar untuk menerima kenyataan yang tidak selalu sesuai dengan harapannya.
Ia menerima bahwa cinta Danar tidak akan menjadi miliknya dan memilih untuk merelakan perasaannya.