Karmina dalam Sastra Indonesia: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contohnya

Redaksi PetiknetSelasa, 2 September 2025 | 15:57 WIB
Karmina dalam Sastra Indonesia - Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contohnya
Karmina dalam Sastra Indonesia - Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contohnya

Pada masa kolonial, karmina berkembang sebagai alat perlawanan halus terhadap penjajah, di mana sindiran disampaikan melalui bahasa simbolis. Setelah kemerdekaan Indonesia, karmina menjadi bagian dari kurikulum pendidikan sastra, membantu mempertahankan identitas budaya. Hingga kini, pada tahun 2025, karmina mengalami revitalisasi melalui festival sastra dan workshop online. Beberapa acara seperti festival puisi nasional sering menyertakan karmina sebagai elemen utama, menunjukkan bagaimana bentuk ini beradaptasi dengan zaman.

Perkembangan terkini menunjukkan integrasi karmina dengan teknologi. Misalnya, aplikasi pembelajaran bahasa Indonesia kini menyertakan modul karmina interaktif, di mana pengguna bisa membuat karmina sendiri dengan bantuan AI. Hal ini membuat karmina tidak lagi terbatas pada buku teks, tapi menjadi konten viral di platform seperti TikTok dan X.

Ciri-Ciri Utama Karmina

Karmina memiliki ciri khas yang membedakannya dari puisi lama lainnya. Pertama, karmina selalu terdiri dari dua baris saja, dengan pola sajak a-a. Artinya, akhir kata pada baris pertama harus bersajak dengan akhir kata pada baris kedua. Setiap baris biasanya mengandung 8 hingga 12 suku kata, menjaga ritme yang harmonis.

Kedua, struktur karmina mengikuti aturan sampiran dan isi. Sampiran di baris pertama biasanya berupa gambaran alam atau objek sehari-hari, sementara isi di baris kedua menyampaikan pesan inti. Ciri ini membuat karmina mudah diingat dan dihafal. Selain itu, karmina sering kali bersifat anonim, artinya tidak selalu dikaitkan dengan pencipta tertentu, karena berasal dari tradisi lisan.

Dalam konteks budaya, karmina juga dikenal karena nada sindirannya yang tajam, tapi tetap sopan. Ciri ini membuatnya cocok untuk menyampaikan kritik tanpa menyinggung secara langsung. Pada perkembangan modern, ciri karmina tetap dipertahankan, tapi isinya disesuaikan dengan isu kontemporer seperti lingkungan atau sosial media.

Struktur dan Aturan Penulisan Karmina

Struktur karmina sangat sederhana, tapi ketat dalam kaidahnya. Baris pertama sebagai sampiran harus relevan secara metaforis dengan isi di baris kedua. Misalnya, jika sampiran menyebut elemen alam, isi harus menghubungkannya dengan pesan moral atau humor.