Novel ini menantang pandangan yang menganggap bahwa beribadah saja sudah cukup untuk mendapat ridha Tuhan. Novel ini menunjukkan bahwa beribadah harus diimbangi dengan beramal, yaitu berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan.
Novel Robohnya Surau Kami juga mengajak pembaca untuk merefleksikan makna surau sebagai tempat ibadah dan simbol keagamaan. Novel ini menanyakan apakah surau hanya sekadar bangunan fisik yang bisa roboh dan ditinggalkan, ataukah surau adalah representasi dari nilai-nilai spiritual yang harus dijaga dan dilestarikan.
Novel ini mengingatkan pembaca bahwa surau adalah tempat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan untuk menjauhkan diri dari dunia. Novel ini juga mengingatkan pembaca bahwa surau adalah tempat untuk bersatu, bukan untuk bercerai-berai.
Kesimpulan
Novel Robohnya Surau Kami adalah sebuah novel yang layak dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami dan mengkritisi kondisi sosial dan religi di Indonesia. Novel ini memberikan pesan yang mendalam dan menggugah tentang pentingnya beribadah dan beramal secara seimbang.
Novel ini juga memberikan pesan yang menyentuh dan menggetarkan tentang pentingnya menjaga dan memelihara surau sebagai tempat ibadah dan simbol keagamaan. Novel ini adalah sebuah novel yang tidak akan pernah usang dan tidak akan pernah hilang relevansinya.