Ribuan Ormas Islam Gelar Aksi Bela Al Quran 301 di Kedutaan Besar Swedia, Wapres: Untuk Redakan Konflik

Redaksi PetiknetSabtu, 28 Januari 2023 | 15:48 WIB
Pembakaran Alquran di Swedia
Pembakaran Alquran di Swedia

Petik.net - Persaudaraan Alumni (PA) 212 bersama elemen akan menggelar aksi di depan Kedutaan Besar di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Aksi tersebut sebagai protes atas pembakaran kitab suci Al Quran oleh pimpinan partai sayap kanan Stram Denmark, Rasmus Paludan di , Sabtu (21/1/2023).

“Insyaallah (mengadakan di Senin) bersama FPI,” kata Sekretaris Majelis Syuro , Ustadz Slamet Maarif di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Ustadz Slamet mengatakan, aksi di Kedutaan Besar Swedia itu diberi nama ‘Aksi Bela Al-Qur'an 301'. Dalam aksinya nanti, pihaknya menuntut pemerintah Indonesia menghentikan hubungan diplomatik dengan Swedia akibat pembakaran Alquran. Dia berpendapat bahwa Swedia telah melakukan penistaan terhadap .

“Duta Besar Swedia akan segera meninggalkan Indonesia,” ujarnya.

Ustadz Slamet mengaku telah mengirimkan pemberitahuan rencana aksi demo di depan Kedutaan Besar Swedia kepada polisi hari ini. Ia juga memperkirakan akan banyak orang yang hadir untuk mengikuti demo di Kedutaan Besar Swedia tersebut. “Mudah-mudahan bisa mencapai ribuan,” jelasnya.

Bukan Kebebasan

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menegaskan perusakan Alquran seperti yang terjadi di Swedia dan Belanda bukanlah bentuk kebebasan berekspresi.

“Jadi, menurut saya kurang tepat kalau ini kebebasan berekspresi, lalu orang bisa melakukan apa saja tanpa memperhatikan hak orang lain, pihak lain,” kata Ma'ruf Amin di Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis.

Ma'ruf mengatakan pemerintah Indonesia mengambil sikap untuk meredam konflik, dengan memanggil duta besar kedua negara agar masalah tidak meluas.

Jika dua peristiwa ini tidak segera diredam, kata dia, bisa berpotensi eskalasi atau bahkan konflik di negara lain.

Sayap kanan

Pembakaran Alquran dilakukan politisi sayap kanan Rasmus Paludan dalam demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia pada Sabtu (21/1/2023). Aksi Paludan itu kemudian menuai kecaman dari negara-negara dengan mayoritas Muslim terbesar.

Para duta besar Swedia di beberapa negara mayoritas Muslim bahkan memprotes aksi Paludan yang seolah dibiarkan oleh pemerintah negara Eropa tersebut. Beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait juga mengutuk pembakaran Alquran. “Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi dan koeksistensi, serta menolak kebencian dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Indonesia telah memprotes dan memanggil Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg terkait insiden tersebut. Kementerian Luar Negeri RI juga mengutuk keras pembakaran Al-Quran di Swedia. Melalui utas di akun Twitter resminya, @Kemlu_RI menyatakan, “Indonesia mengutuk keras pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, seorang politikus Swedia, di Stockholm (21/1).”

Akun Kementerian Luar Negeri kemudian menegaskan bahwa kebebasan berekspresi tidak dapat dieksploitasi dan harus digunakan secara bertanggung jawab. “Tindakan penistaan agama ini telah mencederai dan menodai toleransi beragama. Kebebasan berekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab.”

Insiden penistaan terhadap Alquran di dua negara Eropa memicu kritik dari berbagai umat di seluruh dunia.

Organisasi keagamaan Mesir Al-Azhar, Rabu (25/1), bahkan menyerukan pemboikotan produk Belanda dan Swedia di tengah kemarahan atas penistaan terhadap kitab suci Al-Quran. Al-Azhar meminta semua orang Arab dan Muslim untuk mematuhi instruksi boikot dan mendidik anak-anak, remaja dan wanita Muslim tentang hal itu.