15 Negara ini Berpotensi Resesi Ekonomi Termasuk Indonesia

Redaksi PetiknetJumat, 15 Juli 2022 | 04:25 WIB
15 Negara ini Berpotensi Resesi Ekonomi Termasuk Indonesia
15 Negara ini Berpotensi Resesi Ekonomi Termasuk Indonesia

Petik.net - 15 Negara ini Berpotensi Termasuk Indonesia, , Penyebab, dan Dampaknya – Berdasarkan survei keuangan AS oleh Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berpotensi mengalami kegagalan. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat 14.

Dalam survei tersebut, Sri Lanka menempati urutan pertama di negara yang dianggap resesi dengan persentase 85 persen, Selandia Baru 33 persen, Korea Selatan dan Jepang 25 persen.

Kemudian disusul China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan dengan 20 persen. Malaysia 13 persen, Vietnam dan Thailand 10 persen, Filipina 8 persen, Indonesia 3 persen, dan India 0 persen.

Kondisi perekonomian Indonesia masih terancam resesi. Potensi resesi di tanah air itu langsung ditanggapi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Namun, Sri Mulyani menjelaskan, saat ini risiko resesi yang hanya akan dihadapi Indonesia relatif rendah, yakni 3%. Angka ini merupakan hasil survei yang dilakukan Bloomberg.

Baca Juga: Nagita Slavina Sebagai CEO, Kini Esteh Indonesia Resmi Jadi BUMN

“Survei dari Bloomberg ada negara-negara dengan risiko resesi yang bisa mencapai di atas 70%. Sekarang, Indonesia maju di ujung bawah, tapi begitulah. Kami (Indonesia) relatif dalam situasi yang disebutkan di atas. , risikonya 3%,” katanya dalam konferensi pers di Nusa Dua. , Bali, Rabu (13/7/2022) kemarin.

Namun, meski risiko Indonesia mengalami resesi rendah, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak mewaspadai risiko resesi.

“Demikian pula negara lain berpotensi mengalami resesi jauh di atas 70%. Bukan berarti kita berpuas diri, kita tetap waspada tapi pesannya kita akan terus menggunakan semua instrumen kebijakan kita. Baik kebijakan fiskal, kebijakan moneter di OJK di bidang keuangan serta regulasi lain untuk memantaunya, terutama regulasi eksposur dari korporasi Indonesia,” jelasnya.

Sri Mulyani juga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih cukup positif. Ia pun membandingkan dengan kondisi krisis keuangan 2008 lalu.

“Artinya kita harus belajar dari krisis global 2008, sektor korporasi, sektor keuangan, APBN, sektor moneter, yang semuanya berusaha memperkuat diri menghadapi risiko saat ini. Kita berada dalam situasi di mana kita resiliensinya masih lebih baik, makanya kami sebut rating yang lebih rendah,” pungkasnya.

Apa itu Resesi Ekonomi?

atau sederhananya ketika terjadi penurunan roda perekonomian yang ditandai dengan melemahnya produk domestik (PDB) selama dua kuartal berturut-turut ().

Resesi ekonomi juga ditandai dengan peningkatan penurunan penjualan eceran, penurunan penjualan eceran, dan kontraksi produksi manufaktur dalam jangka waktu yang lama.

terjadi pada tahun 1998. Dengan kata lain, perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.

Sementara itu, mengutip The Balance, resesi berarti penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan, umumnya dalam tiga bulan.

Sejumlah indikator yang dapat digunakan suatu negara dalam resesi antara lain penurunan PDB, peningkatan pendapatan riil, lapangan kerja. , penjualan ritel, dan penurunan industri manufaktur.

Dampak Resesi Ekonomi

Mengutip National Bureau of Economic Research (NBER), secara umum apa yang dimaksud dengan resesi terjadi ketika suatu negara memasuki masa jatuhnya aktivitas ekonomi, menyebar ke semua sektor ekonomi, dan berlangsung selama beberapa bulan, umumnya lebih dari 3 bulan.

Dampak ekonomi saat resesi sangat terasa dan efeknya domino terhadap aktivitas ekonomi. Misalnya, ketika investasi anjlok saat resesi, secara otomatis akan menghilangkan jumlah pekerjaan yang membuat PHK meningkat secara signifikan.

Produksi barang dan jasa juga menarik sehingga menurunkan PDB nasional. Jika tidak segera diatasi, efek domino resesi akan menjalar ke berbagai sektor, seperti kemacetan kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau sebaliknya.

Kemudian neraca perdagangan minus dan berdampak langsung pada cadangan devisa. Dalam kondisi nyata, banyak orang kehilangan rumah karena tidak mampu membayar ganti rugi, daya beli mereka melemah. Kemudian banyak bisnis terpaksa gulung tikar.

Di sisi lain, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, ada juga beberapa negara lain yang mengalami resesi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg, diketahui saat ini Sri Lanka berada di posisi pertama negara yang mengalami resesi dengan persentase 85 persen. Berikutnya ada Selandia Baru 33 persen, Korea Selatan dan Jepang 25 persen.

Kemudian disusul China, Hong Kong, Australia, Taiwan, dan Pakistan dengan 20 persen. Malaysia 13 persen, Vietnam dan Thailand 10 persen, Filipina 8 persen, Indonesia 3 persen, dan India 0 persen.

Daftar 15 negara berdasarkan survei Bloomberg:

  1. Sri Lanka
  2. Selandia Baru
  3. Korea Selatan
  4. Hongkong
  5. Australia
  6. Vietnam
  7. Jepang
  8. Cina
  9. Thailand
  10. Filipina
  11. Taiwan
  12. Pakistan
  13. Malaysia
  14. India
  15. Indonesia

Demikian daftar 15 negara yang masih terancam resesi.

Akhir Kata

Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai tuntas. Begitulah informasi mengenai 15 Negara ini Berpotensi Resesi Ekonomi Termasuk Indonesia, , Penyebab, dan Dampaknya yang belakangan ini sedang dicari.

Sekian pembahasan dari Petiknet pada kesempatan kali ini. Semoga informasi yang diberikan tersebut bisa memenuhi informasi yang sedang Anda cari dan Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar bermanfaat untuk semua ya ka…