Review Novel “Rindu Awak Separuh Nyawa” oleh Siti Rosmizah

Redaksi PetiknetRabu, 12 April 2023 | 20:59 WIB
Review Novel Rindu Awak Separuh Nyawa oleh Siti Rosmizah
Review Novel Rindu Awak Separuh Nyawa oleh Siti Rosmizah

Dalam , berhasil menggambarkan yang menyentuh hati pembaca. Dia menunjukkan bagaimana keegoisan dan kesalahan dapat merusak hubungan yang seharusnya tumbuh subur. Namun, ini juga menunjukkan bagaimana ketulusan dan pengorbanan dapat membawa kedamaian dan kebahagiaan.

Review Novel Rindu Awak Separuh Nyawa

Keegoisan dan Kesalahan yang Merusak Hubungan

Dalam novel ini, menunjukkan betapa keegoisan dan kesalahan dapat merusak hubungan cinta yang seharusnya tumbuh subur. Maisara memiliki sikap angkuh dan sombong yang membuat dia sulit untuk didekati. Dia juga menyalahkan ayahnya atas kematian ibunya, sehingga hubungannya dengan ayahnya menjadi renggang.

Di sisi lain, Nazril juga memiliki masalah dengan keluarganya. Ia memiliki kakak perempuan yang sangat posesif dan mengatur hidupnya. Kakaknya tersebut bahkan pernah mengatur pernikahannya dengan seorang wanita kaya raya yang ternyata sangat buruk sifatnya. Nazril terpaksa menahan pernikahan tersebut karena tak ingin mengecewakan keluarganya.

Namun, dengan kehadiran Maisara dalam hidupnya, Nazril mulai mempertanyakan keputusannya untuk menikahi wanita yang direncanakan oleh kakaknya. Ia semakin merasakan betapa pentingnya mencintai seseorang dan dipilih oleh hati sendiri, bukan oleh paksaan orang lain.

Namun, ketika hubungan Nazril dan Maisara semakin serius, kakak Nazril justru semakin keras menghalangi mereka. Ia merasa Maisara tidak pantas untuk menjadi menantu mereka karena berasal dari keluarga biasa dan tidak sekelas dengan mereka.

Kisah Cinta yang Penuh Ujian

antara Nazril dan Maisara bukanlah tanpa rintangan. Mereka harus menghadapi berbagai ujian yang datang dari lingkungan sekitar mereka. Selain masalah dengan keluarga Nazril, hubungan mereka juga dihadapkan pada perbedaan status sosial dan perbedaan agama.

Maisara berasal dari keluarga sederhana yang hidupnya berbeda jauh dengan keluarga Nazril yang kaya raya. Selain itu, Nazril adalah seorang muslim sedangkan Maisara adalah seorang Kristiani. Namun, mereka tetap berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan saling menghargai perbedaan satu sama lain.