Resensi Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

Redaksi PetiknetRabu, 31 Mei 2023 | 00:58 WIB

Bagian Pertama

Kisah dalam akan diceritakan melalui sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa program studi Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pencinta sastra sejati, Laut memiliki koleksi buku sastra klasik, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Laut memiliki minat khusus pada karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang pada masa itu dilarang beredar di Indonesia.

Secara diam-diam, ia mengambil langkah untuk memfotokopi buku-buku tersebut di tempat yang dikenal sebagai “fotokopi terlarang”.

Di sinilah ia pertama kali bertemu dengan Kinan, seorang mahasiswa FISIP yang memperkenalkannya pada organisasi Winatra dan Wirasena.

Setelah bergabung dengan Winatra, Laut aktif dalam diskusi buku bersama rekan-rekannya.

Mereka tidak hanya membahas buku, tetapi juga menggagas konsep-konsep untuk melawan doktrin pemerintah yang telah berkuasa selama lebih dari 30 tahun di negara ini.

Aktivitas Laut tidak hanya terbatas pada diskusi di organisasi, ia juga memiliki kegemaran menulis.

Ia sering menyalurkan gagasannya melalui tulisan-tulisan yang dikirimkan ke media cetak harian dengan harapan dapat dipublikasikan.

Selain itu, Laut juga bekerja sebagai penerjemah dari -novel bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

Dalam novel ini, Laut dan rekan-rekannya melaksanakan beberapa aksi atau gerakan untuk membela rakyat yang telah kehilangan hak-haknya akibat pemerintahan yang otoriter.

Salah satunya adalah “Aksi Tanam Jagung Blangguan”.

Namun, sebelum mereka melaksanakan aksi tersebut, Laut dan teman-temannya melakukan diskusi yang dikenal sebagai “diskusi Kwangju”.